Mengenal penyakit kuning pada bayi, apa itu penyakit kuning, gejala dan cara menanganinya.
Bunda, buah hati anda lahir dengan kulit tubuh berwarna kekuningan? Tenang ya bun, jangan panik, karena kondisi bayi kuning merupakan hal yang waajar dan tidak perlu di khawatirkan, namun meskipun merupakan hal yang wajar, kita perlu mempelajarinya untuk menghindari penyakit yang lebih serius dan bisa menanganinya sedini mungkin. Untuk mengetahui lebih lanjut, yuk simak penjelasan di bawah.
Apa itu penyakit kuning pada bayi?
Jaundice atau di Indonesia lebih dikenal sebagai penyakit
kuning adalah perubahan warna pada kulit dan mata bayi yang baru lahir menjadi
kuning.
Sakit kuning
(dalam istilah medis disebut ikterus neonatorum) biasanya terjadi pada bayi baru lahir, terutama pada bayi prematur, bayi dengan
golongan darah berbeda dengan ibunya, dan bayi yang kekurangan cairan.
Jaundice bisa
hilang dengan sendirinya atau dengan pengobatan ringan selama 1 hingga 2
minggu. Namun, ada pula yang membutuhkan waktu sampai dua bulan seperti pada bayi prematur.
Maka dari itu,
penyakit kuning juga bisa menjadi penyakit lebih serius walaupun dalam kasus
yang sangat jarang.
Perlu diketahui
bahwa ikterus neonatorum atau jaundice berat jika
tidak diobati dapat menyebabkan kerusakan otak yang disebut dengan kernikterus.
Anda sebagai
orangtua perlu berhati-hati karena hal ini dapat menyebabkan masalah seumur
hidup yang serius.
Gejala Penyakit kuning pada Bayi
Gejala kuning pada bayi baru lahir Seperti namanya, penyakit ini memiliki gejala kulit tubuh dan mata bayi baru lahir berwarna kuning. Penyakit kuning biasanya muncul pertama kali pada wajah kemudian akan bergerah ke bawah tubuh, dada, perut, lengan, dan kaki. Jika kadar bilirubin sangat tinggi, bagian bawah lutut dan di atas telapak tangan sang bayi akan terlihat kuning. Salah satu cara mudah memeriksa apakah bayi Anda mengalami penyakit ini dengan menekan jari Anda ke kulit bayi. Pada bayi tanpa penyakit ini, kulit akan berubah putih. Namun, pada bayi kuning warna kulitnya akan terlihat kuning.
Mengenal Lebih dalam Mengenai Penyakit Kuning
Mengenal Penyakit Kuning yang Dialami Bayi Kartika Putri dan Pemicunya Selain itu, beberapa gejala yang kerap terjadi saat bayi mengalami penyakit ini, di antaranya: - demam - bayi terlihat lemas atau mengantuk terus menerus - sulit menyusu - rewel Apakah Penyakit Kuning Bisa Berbahaya? Melansir dari emedicinehealth.com, meski dalam kasus umum penyakit ini tidak berbahaya, tapi pada kasus tertentu kadar bilirubin yang tinggi dapat menyebabkan kerusakan permanen pada otak bayi. Selain itu, jika penyakut kuning dibiarkan tanpa pengobatan hingga kadar bilirubin mencapat batas 25 mg, ada kemungkinan bayi bisa mengalami cerebal palsy, tuli atau kerusakan otak tertentu. Penyakit kuning sendiri mungkin tidak berbahaya bagi bayi. Tapi, kondisi tersebut bisa menjadi gejala dan menyebabkan kondisi medis lain yang lebih berbahaya. Penyebab kuning pada bayi baru lahir Ada beberapa sebab bayi baru lahir mengalami penyakit kuning. Salah satu yang paling umum adalah karena organ hati bayi belum cukup matang untuk menghilangkan bilirubin dalam darah. Penyakit kuning juga bisa disebabkan oleh sejumlah kondisi medis lain, di antaranya: 1. Fisiologis Penyakit kuning akibat fisiologis adalah yang paling umum terjadi. Ini karena hati bayi yang memainkan peran paling penting dalam memecah bilirubin belum cukup matang. Hal ini mempengaruhi sekitar 60 persen bayi lahir cukup bulan pada minggu pertama kehidupannya. Penyakit kuning yang disebabkan oleh kondisi ini akan mereda tanpa efek setelah organ hati cukup matang. Biasanya, kondisi ini terjadi sekitar 1-2 minggu setelah kelahiran. Baca juga: Mata Berwarna Kuning? Waspada Penyakit Kuning 2. Ketidakcocokan tipe darah dengan sang ibu Kondisi ini disebut dengan penyakit kuning/jaundice neonatal. Penyakit kuning dalam kondisi ini terjadi ketika tubuh ibu menghasilkan antibodi yang meyerang sel darah janin. Hal ini menyebabkan kerusakan sel darah merah. Sel darah merah yang rusak inilah yang membuat peningkatan kadar bilirubin terjadi dengan cepat dibanding kemampuan hati bayi untuk mengeluarkannya. 3. Lahir prematur Dilansir dari Kids Health, bayi prematur atau kurang bulan biasanya kurang siap untuk mengeluarkan bilirubin. Tak hanya itu, bayi prematur juga bisa memiliki masalah pada tingkat bilirubin yang lebih rendah daripada bayi yang dilahirkan cukup bulan. 4. Tidak cukup menyusu Pada beberapa hari pertama kehidupan sang bayi, proses menyusui sangat penting. Dalam beberapa kasus, bayi yang baru lahir mengalami kesulitan menyusu. Hal ini juga bisa menyebabkan bayi mengalami penyakit kuning.
Cara Menanggulangi Penyakit Kuning
Cara terbaik untuk mengatasi penyakit kuning akibat hal ini adalah lebih sering menyusui bayi Anda. 5. Akibat ASI Berkebalikan dengan penyebab sebelumnya, pada kasus tertentu air susu ibu (ASI) juga bisa menjadi penyebab penyakit kuning pada bayi baru lahir. Pada kondisi ini, ASI mencegah organ hati untuk mengeluarkan bilirubin dengan cepat. Kondisi ini disebut dengan breastmilk jaundice. Biasanya penyakit kuning akibat hal ini terjadi setelah minggu pertama kehidupan sang bayi. Kadar bilirubin akan membaik dengan perlahan dalam 3 hingga 12 minggu.
Perawatan yang Bisa Dilakukan pada Penyakit Kuning pada Bayi
Beberapa perawatan untuk
penyakit kuning pada bayi yang bisa dilakukan adalah: 1. Menyusui secara teratur
Dengan menyusui lebih sering dan teratur, secara tidak langsung akan mendorong
bayi buang air besar lebih sering. Gerakan usus dalam mengeluarkan feses itulah
yang membantu menghilangkan bilirubin dari tubuh. 2. Berjemur Sinar matahari
dapat membantu memecah bilirubin secara tidak langsung. Ini akan membantu organ
hati bayi untuk lebih mudah memprosesnya. Anda bisa menjemur bayi di pagi hari
untuk menyembuhkan panyakit kuning ringan. Baca juga: Kartika Putri Sedih
Disalahkan karena Bayinya Sakit Kuning 3. Fototerapi Pada bayi dengan kadar
bilirubin yang cukup tinggi, perawatan fototerapi mungkin diperlukan. Anak Anda
akan ditempatkan di bawah jenis cahaya khusus. Cahaya tersebut akan membantu
memecah bilirubin di kulit bayi. 4. Transfusi darah Bayi dengan kadar bilirubin
yang terlalu tinggi mungkin akan disarankan untuk melakukan transfusi darah.
Prosedur ini dilakukan ketika kadar bilirubin tidak turun setelah fototerapi.
Darah bayi akan diganti dengan darah dari donor untuk menurunkan kadar
bilirubin dengan cepat.
Komentar
Posting Komentar