Emosi Sebagai Sumber Penyakit
Emosi sendiri berarti perasaan yang kita miliki ketika berada dalam situasi tertentu atau ketika berhubungan engan seseorang yang dianggap penting. Secara garis besar emosi dipengaruhi oleh dua hal, faktor dari dalam diri (kondisi fisik, tempramen, sistem saraf dan struktur otak) dan faktor dari luar yaitu lingkungan.
Memiliki emosi adalah hal yang wajar
dan sehat jika kita kelola dengan baik, namun jika kita tidak dapat
mengelolanya emosi akan menjadi sumber dari segala penyakit, mulai dari
penyakit hati, penyakit fisik sampai renggagnya hubungan antar individu.
Mengapa emosi bisa menyebabkan penyakit fisik?
Energi akibat emosi merupakan energi
yang tidak sehat bagi tubuh, energi dari emosi yang ditekan bisa menjadi
penyebab dari tumor, pengerasan arteri, kaku sendi, serta melemahkan tulang,
sehingga ini dapat berkembang menjadi kangker, melemahkan sistem kekebalan
tubuh sehingga tubuh rentan terkena penyakit.
Emosi berlebihan juga berpengaruh
pada kesehatan mental
Gangguan mental atau gangguan jiwa
adalah suatu kondisi yang erat kaitannya dengan emosi.
Ada beberapa faktor yang bisa memicu terjadinya gangguan mental atau
gangguan jiwa, mulai dari menderita penyakit tertentu sampai mengalami strres
akibat traumatis, seperti ditinggal meninggal orang tersayang, kehilangan
pekerjaan hingga terisolasi dari lingkungan sektar.
Mengingat peristiwa-peristiwa
traumatis tersebut kerap dialami akhir-akhir ini, maka tak heran adanya pandemic
covid-19 juga sering dikaitkan dengan munculnya gangguan mental pada seseorang.
Berikut beberapa cara mengendalikan emosi secara psikologi dan pandangan agama
A. Cara mengendalikan emosi secara psikologis
Menurut
Gross dan Hooria Jazairi (2014) ketidakmampuan untuk mengatur emosi adalah akar
dari gangguan psikologis seperti depresi dan gangguan psikologis
lainnya.meskipun perlu penelitian lebih lanjut mengenai hal ini
Di bawah
ini terdapat lima langkah pendekatan yang dapat disesuaikan dengan situasi yang
dapat menyebabkan masalah, sehinnga mengetahui pemicu emosi dapat membantu menghindari
masalah sejak awal. Serta dengan melatih diri kita dapat mengubah hal negative menjadi
positif, dan secara tidak langsung kita akan mendapatkan kepuasan secara
emosiaonal.
1. Memilih
Situasi
Hindari
keadaan yang dapat memicu emosi. Terlebih emosi yang tidak kamu inginkan. Jika
kamu tahu bahwa kemungkinan besar akan marah ketika sedang terburu-buru atau
ketika sedang menunggu seseorang maka persiapkanlah hal itu di awal.
Keluarlah
dari rumah atau suatu tempat lebih cepat sehingga kamu tidak akan marah atau
terasa buru-buru. Jika kamu akan marah ketika akan menunggu seseorang,
bicarakan dengan seseorang tersebut untuk datang tepat waktu, jika tidak kamu
bisa menghindari untuk bertemu dengannya
2.
Memodifikasi
situasi
Mungkin kamu ingin coba mengurangi rasa kecewa. Contohnya ketika kamu berharap untuk membuat acara ulang tahun yang sempurna untuk teman atau keluarga, namun selalu saja ada hal yang tidak beres bagimu.
Mungkin saja kamu menaruh target terlalu tinggi. Cobalah ubah situasi dengan mencari cara yang sesuai dengan kemampuanmu sehingga acara bisa selesai sesuai dengan yang kamu inginkan. Kamu juga bisa menaruh target atau harapan yang tidak terlalu tinggi. Dengan begini, kamu tidak akan merasa kecewa dengan apa yang kamu harapkan.
3.
Alihkan
Fokus Perhatian
Misalnya,
kamu secara terus-menerus merasa rendah dengan orang-orang yang ada di
sekitarmu. Kamu selalu menganggap orang-orang lebih hebat daripada kamu.
Kamu
selalu memperhatikan orang lain ketika berada di gym, kamu selalu iri ketika
rekan kerjamu mendapat promosi. Kamu selalu merasa tertarik kepada mereka
seperti magnet, kamu selalu merasa heran dan iri pada apa yang seseorang bisa
capai.
Jika begitu, coba alihkan fokus mu dari mereka, cobalah fokus untuk diri sendiri atau hal-hal lain. Sehingga kamu bisa merasakan lebih percaya diri dengan kemampuanmu. Nikmati prosesmu sendiri sehingga kamu merasa bangga pada dirimu sendiri.
4. Ubah Pemikiran
Inti dari emosi terdalam kita adalah sebuah
keyakinan yang mendorongnya. Kamu merasa sedih ketika kamu yakin telah
kehilangan sesuatu, marah ketika memutuskan bahwa tujuan kamu telah gagal.
Kamu mungkin tidak dapat mengubah situasi,
namun kamu dapat mengubah pemikiranmu. Kamu bisa mengubah pikiran yang mengarah
pada kesedihan atau ketidakbahagiaan dengan pikiran yang mengarah pada
kegembiraan.
Berbagai cara untuk mengendalikan emosi berupa
pedoman mendetail tentang bagaimana orangtua dan sekolah dapat memanfaatan
kesempatan emas anak-anak juga bisa kamu temukan pada buku Kecerdasan Emosional
karya Daniel Goleman.
5.
Ubah Respons
Jika keempat pendekatan di atas tidak berhasil
dalam mengontrol emosimu, langkah terakhir yang bisa kamu lakukan adalah
mengendalikan respons mu. Jantung mu mungkin akan berdetak lebih kencang karena
sensasi tidak menyenangkan saat kamu merasa cemas atau marah.
Cobalah untuk tarik napas dalam-dalam dan menutup mata untuk menenangkan diri. Hal ini juga berlaku jika kamu tidak dapat berhenti tertawa ketika kamu sedang dalam rapat yang serius. Cobalah untuk merubah ekspresi wajah mu atau pikirkan hal-hal yang membuatmu sedih sehingga suasana hati dapat berubah.
Terdapat pula beberapa teori kuantum yang diketahui bahwa atom-atom logam berperilaku sebagai osilator gelombang yang bergetar dan memancarkan energi yang bersifat diskrit dalam jumlah tertentu yang mengatur kecerdasarn emosi seseorang yang dibahas dalam buku Teori Kehidupan.
B. Cara Mengendalikan Emosi Menurut pandangan islam
Di
dalam kitab umat islam, Alquran, juga terdapat beberapa kata yang mengutarakan
tentang emosi seperti, kebahagiaan, sedih, malu atau takut. Emosi merupakan hal
yang manusiawi.
Namun,
seorang muslim atau penganut agama islam yang baik tentunya harus bisa
mengendalikan emosi sesuai dengan perintah Allah yang Maha Esa sehingga tidak
terjadi hal-hal yang diinginkan. Lalu bagaimana caranya kita mengontrol emosi
untuk menyucikan hati dan menjaga hubungan antara sesama manusia?
1.
Kenaali
dan Terima Bahwa Kamu Bisa Mengontrol Emosi
Hal
yang pertama untuk dilakukan adalah meyakinkan diri sendiri bahwa kita
berpegang penuh untuk mengontrol emosi diri kita sendiri. Kita tidak bisa
menyalahkan orang lain atas emosi yang timbul pada diri kita.
Tentu
saja ada faktor luar yang memicu emosi tersebut dan hal ini diluar dari kendali
kita. Penting untuk diingat bahwa kita bisa menyesuaikan diri sendiri untuk
bereaksi. Misalnya, kita telah memprogram diri sendiri untuk marah jika
seseorang membunyikan klakson saat macet, atau tersenyum ketika seseorang
meminta maaf pada kita.
2.
Identifikasi
alasan yang Memicu emosi
Cobalah
untuk melihat lebih dekat gaya hidup diri sendiri. Terlalu mencintai sesuatu di
dunia seperti pada harta atau seseorang akan menciptakan ketakutan akan kehilangan
atau bahkan bisa depresi. Batasi keinginan mu dengan mengetahui kebutuhan mu.
Selain
itu, mengkonsumsi makanan instan, atau yang tidak bernutrisi bisa mempengaruhi
suasana hati. Contohnya, jika seseorang terlalu lama merasa lapar dan langsung
mengkonsumsi makanan yang kurang bernutrisi, otak kita akan bingung dan
menganggapnya bahwa kamu sedang stres.
Selain
hal-hal tersebut, rasa stres juga bisa ditimbulkan dari kurang tidur. Tidur
yang sehat dan nyenyak membuat kita bahagia dan tubuh lebih rileks. Jika kamu
terlalu sering begadang, tubuh akan menjadi mudah lelah dan kamu akan lebih
mudah tersinggung dan marah.
Hal
yang kita pikiran terakhir sebelum tidur adalah hal yang kita ingat ketika
bangun. Otak manusia bekerja sepanjang malam untuk memelihara pikiran kita.
Maka dari itu, berdoalah, dan bersyukur atas nikmat-nikmat yang telah diberikan
dari Allah.
3.
Bertindak
positif untuk mengelola emosi
a. Konseling diri sendiri
Hindari kecurigaan dan bebaskan dirimu dari pikiran yang terus berulang. Katakan pada diri sendiri bahwa dunia ini adalah sesuatu yang sudah diatur oleh Allah.
Yakin kepada Allah dan bersyukur atas nikmat yang telah diberikan akan membantu kita untuk tetap positif. Percayalah bahwa dibalik kesulitan pasti akan ada kemudahan seperti dalam surat 94 ayat 5-6.
b. Kendalikan pikiran
Jika kita bisa mengendalikan imajinasi kita, kita bisa mengendalikan pikiran negatif yang terus menyerang kita setiap waktu. Kita bisa memilih untuk terus berbuat baik dan tersenyum kepada orang lain.
Untuk
menghindari bisikan jahat, bacalah surat Al-Falaq, Al-ikhlas dan surat An-nas.
Coba untuk berlatih berpikir positif sehingga diri kita tidak terkontrol oleh
emosi.
Jika
kamu merasa bereaksi berlebihan pada situasi tertentu, cobalah untuk selalu
berdzikir, dzikir menjaga hati tetap hidup. Kamu bisa membaca surat Al-ikhlas,
atau membaca bacaan dzikir yang lain.
Cara
terbaik untuk mengatasi emosi adalah dengan merelakan dan tidak menyimpan
dendam. Semua kejahatan yang dilakukan pasti akan menyakiti hati sendiri, dan
tidak ada kebaikan yang tidak menguntukan diri sendiri. Bantulah dirimu sendiri
dengan memaafkan dan melangkah terus ke depan.
Komentar
Posting Komentar