Apa itu Down Sindrom?
Sindrom down menyebabkan
penampilan wajah yang khas, cacat intelektual, keterlambatan perkembangan, dan
dapat terkait dengan tiroid atau penyakit jantung.
Program intervensi dini bersama
tim terapis dan pendidik khusus yang dapat mengobati situasi spesifik setiap
anak akan membantu mengelola sindrom Down.
Down Sindrom atau sindrom Down merupakan kelainan genetik yang cukup sering
terjadi. Data WHO memperkirakan 3000 hingga 5000 bayi terlahir dengan kondisi
ini setiap tahunnya.
Penyebab Down Sindrom
Penyebab dari Down Syndrome ini terjadi dikarenakan kesalahan pembelahan
sel yang terjadi pada saat embrio yang disebut “nondisjunction” embrio yang
biasanya mengahsilkan 2 salinan kromosom 21, justru menghasilkan 3 salinan
kromosom 21.
Sindrom Down terbagi dalam tiga jenis, yaitu:
- Trisomi21
Trisomi 21 merupakan jenis Down syndrome yang paling sering terjadi. Pada jenis ini, setiap sel tubuh memiliki salinan ekstra kromosom 21. - Mosaik
Pada jenis ini, salinan ekstra dari kromosom 21 hanya menempel di beberapa sel sehingga ciri-ciri Down syndrome pada penderita jenis mosaik tidak terlalu terlihat jelas seperti pada trisomi 21. - Translokasi
Pada jenis ini, salinan ekstra dari kromosom 21 menempel di kromosom lain. sindrom Down jenis translokasi dapat diturunkan dari orang tua ke anak.
Apakah Don Sindrom bisa disembuhkan? Bagaimana?
Karena down syndrome tidak dapat disembuhkan, maka dibutuhkan peran aktif bagi anggota
keluarga untuk memberikan kehidupan yang normal bagi pengidap down syndrome.
Pengobatan dan Pencegahan Down Syndrome
Pengobatan Down
syndrome bertujuan untuk mengatasi kondisi yang menyertainya dan
membantu penderita dalam beraktivitas. Metode pengobatannya dapat berupa terapi
atau pemberian obat-obatan.
Down Sindrom dapat dicegah dengan cara berikut
Sindrom Down atau Down Sindrom sebenarnya dapat dicegah, cara pencegahannya
adalah sebagai berikut:
1. Hamil di Usia yang Tepat
Faktor risiko memiliki anak
dengan sindrom down lebih tinggi terjadi jika ibu hamil di
usia terlalu muda ataupun terlalu dewasa. Usia paling baik bagi ibu mengandung
adalah 20-34 tahun.
Adanya hubungan antara usia ibu
hamil dengan down syndrome telah diketahui oleh banyak orang.
Pada awal 1900-an, para peneliti memperhatikan anak-anak yang terlahir dengan
kondisi ini seringkali merupakan anak terakhir dari keluarga besar yang lahir
tidak lama sebelum seorang wanita mengalami menopause.
2. Melakukan Pemeriksaan Kromosom
Awal kehamilan adalah waktu yang
tepat untuk memeriksakan kromosom. Ini bertujuan mengetahui apakah ada kromosom
tambahan penyebab down syndrome yang dijumpai pada
janin, sehingga kemungkinan mengalami kelainan bisa dideteksi lebih dini.
3. Melakukan Screening dan Tes
Diagnostik
Upaya pencegahan selama kehamilan
bisa dilakukan dengan screening dan tes diagnostik. Ini
bertujuan agar kemungkinan kelainan genetik bisa dideteksi sejak dini.
Screening USG lebih dianjurkan ketika
usia kehamilan menginjak usia 11 sampai 13 minggu. Khusus bagi ibu hamil
berusia di atas 35 tahun, USG bisa dilaksanakan di usia kehamilan antara 18
sampai 22 minggu.
4. Melakukan Tes Antenatal
Tes antenatal adalah pemeriksaan
cairan ketuban dan darah secara berkala untuk membantu deteksi dini down
syndrome, atau kelainan lainnya pada anak.
5. Melakukan Pemeriksaan Kehamilan
Rutin
Pemeriksaan rutin ini diperlukan
demi menjaga kesehatan ibu dan janin, mencegah munculnya penyakit, serta
mendeteksi kelainan, seperti sindrom down agar bisa ditangani
sejak dini.
WHO menganjurkan ibu hamil
melakukan pemeriksaan satu kali pada trimester pertama, dua kali pada trimester
kedua, dan lima kali pada trimester ketiga. Sementara Kemenkes RI punya anjuran
yang sama dengan WHO di trimester pertama dan kedua. Namun di trimester ketiga,
Kemenkes RI hanya menganjurkan dua kali pemeriksaan.
6. Olahraga Teratur
Olahraga ringan khusus bagi ibu
hamil secara rutin akan membantu membuat kesehatan ibu dan janin tetap terjaga.
Pilih olahraga yang aman bagi kamu dan janinmu ya. Kamu bisa bertanya
kepada Dokter ahli kandungan.
7. Konsumsi Asam Folat
Nutrisi tidak hanya dibutuhkan
oleh sang ibu, tetapi juga sang bayi agar lahir dengan sehat. Nah, salah satu
nutrisi yang penting untuk mencegah down syndrome adalah asam
folat. Sebuah studi baru menunjukkan bahwa mungkin ada kaitannya
antara down syndrome dengan caca tabung saraf, dan meminum
suplemen asam folat sebelum dan selama awal kehamilan merupakan cara yang
efektif untuk mencegah keduanya. Ibu dianjurkan untuk mengonsumsi 400 mikrogram
asam folat setiap hari.
8. Hindari Stres
Ternyata, stres berdampak buruk
bagi kesehatan janin. Banyak hal yang bisa membuat ibu hamil stres. Penyebab
utama stres ibu hamil adalah kekhawatiran akan banyak hal. Ketika rasa cemas
ini muncul secara berlebihan dan terus-menerus, tentunya ini tidak baik bagi
kesehatan ibu dan janin.
9. Istirahat Cukup
Terlalu banyak aktivitas dan
kurang istirahat berdampak buruk bagi kesehatan ibu hamil dan janin. Ambillah
istirahat yang cukup demi kesehatanmu dan janin.
10. Hindari Kebiasaan yang
Berakibat Buruk Bagi Kandungan
Misalnya mengonsumsi terlalu
banyak fast food, minuman beralkohol, kebiasaan merokok, serta tak
menggunakan masker saat terpapar polusi. Saat hamil, ibu perlu lebih
memerhatikan kebiasaan-kebiasaan lama dan segera berubah ketika ibu memiliki
kebiasaan buruk ini.
Komentar
Posting Komentar